Gue lagi jalan-jalan sekitar bekasi pas malam minggu, maklum lah.. Wifi hunting (Dirumah kuota abis...). Bermodalkan motor yang bensinnnya udah diisi full sama bokap, gue berselancar dari Bekasi Utara, Barat, Timur dan Selatan.
Kebetulan waktu itu gue nyampe di sebuah mall di kawasan Bekasi Selatan. Begitu gue parkir, gue masuk dan langsung mencari lokasi strategis dengan tanda "FREE WIFI" yang biasanya ada di deket food court.
Kampretnya adalah, Free Wifi ini pake password, bermodalkan skill Hack gue yang masih pas-pasan gue coba tembus dan akhirnya berhasil #YEAY.
Setelah kurang lebih 30 menit, tiba-tiba ada cowok yang nyamperin gue, dalem hati gue, "Ini siapa sih?" Setelah gue liat, ternyata dia temen main gue dulu. Ternyata dia masih inget sama gue......
Nama dia itu Alvian Jonathan, pas nyamperin gue muka dia bete banget, lebih jelek dari mukanya Andika kangen band waktu masuk penjara.
Gue trus nyapa dia. "Eh, lu.. gue kira siapa..."
"Tumben lu disini? Pasti hunting wifi ya??" Dia bales.
"Anjir, tau aja lu.. Nah lu ngapain disini? Jomblo banget sendirian, muka ditekuk lagi." Kata gue sambil ngeledek dia.
"Harusnya sih gue gak disini... Tadinya tuh gue mau ngajak gebetan gue nge date, eh tapi gagal..." kata dia sambil manyun.
"Gagal kenapa? Dia punya cowok lain?" Kata gue, psikolog mode on.
"Bukan, ini sih lebih tragis daripada dia punya cowok lain..."
"Apaan sih? kepo gue.. Cerita dong cerita...."
"Yaudah, but it's not going to be good.".....
MODE CERITA (ALVI'S POV)
Ngetik sms ke gebetan...Gue: Hai Din, mau jalan gak? Nonton stand by me yuk.
Dina(Gebetan Gue): Ihh, asikk, kamu dapet tiketnya Jo?
Gue: Dapet dong, bisa booking kapan aja, hehehe....
Dina: Aku ajak Rifka ya,,, boleh kan?
Dalem hati, 'Padahal gue pengen PDKT', tapi gue senyum kecut, Rifka kan pacarnya si Badi, gue ajak aja dia.. siapa tau nanti Rifka sama Badi pacaran berdua, gue bisa deket-deket sama Dina... Ide bagus'
Gue: Aku ajak Badi juga ya? Biar makin rame.
Dina: Oh boleh, yaudah, ntar malem ya Jo, di bioskop biasa kan?
Gue: Iya, yaudah, see you later ya din :)
Setelah ngirim sent, gue langsung buru-buru mandi, trus siap-siap. Karena bioskopnya jauh, gue harus berangkat duluan biar gentle....
Kiran-kira jam 7, gue nyampe di bioskop dan nungguin Dina sambil mesen jus di food court deket situ. Tiba-tiba pas gue nengok ke eskalator ada serombongan orang yang terlihat familiar... Tunggu! Mereka itu temen sekelas gue!..... Gue otomatis langsung nyamperin mereka dan quickly spotted Dina diantara mereka, gue langsung nyamperin dia untuk meminta kejelasan apa yang sebenarnya terjadi...
"Din, ini kok temen sekelas pada disini?" Gue tanya dengan bingung.
"Biar makin rame, hehehe... gapapa kan Jo?" Dia senyum-senyum innocent gitu.
Gue senyum kecut. "Iya gapapa, yaudah masuk aja, nanti gue pesenin tiketnya."
'Mungkin gue bisa duduk disebelah dia nanti pas didalem'... Pikir gue gitu.. Ternyata SALAH!
Pas mau masuk bioskop, temen sekelas gue buru-buru masuk dan Dina ada diantara mereka. And VOILA!! gue masuk trakhir dan tragisnya adalah Dina duduk diantara temen-temennya sementara gue dapet hot seat yang sendirian di atas sama orang pacaran yang gak gue kenal....
It's a good night.....
TO BE CONTINUED TO NEMBAK STORY
Saturday, December 20, 2014
Friday, November 14, 2014
Ini Aku.... Part 2
Saat aku pulang, Alison sudah dirumah, menonton televisi sambil meminum segelas limun, ia tampak santai saja, padahal suara ambulance tidak terdengar begitu jauh dari sini. Jika seharusnya anak-anak seumurannya tampak panik, namun ia cuek saja, dengan santainya menonton Breaking Bad di TV.
Dia menengok kearahku dan menatapku heran "Kakak kenapa?"
"Toby...." Kataku pelan.
"Ada apa dengan Toby? Apakah kalian putus?. Tanyanya penasaran.
Aku menggeleng kepalaku pelan. "Tidak, sesuatu yang buruk terjadi padanya."
Dia mengerinyitkan keningnya. "Kapan itu terjadi?"
giliran aku yang mengerinyitkan keningku. "Apa kau tidak dengar suara ambulance dari sini?"
"Tidak, kalau maksudmu suara yang dari tadi mengganguku ini adalah suara ambulance maka aku tidak tahu, aku kira suara sebuah bianglala di karnaval karena bunyinya sama." Ia jawab dengan polosnya.
Aku menatapnya heran, anak ini jelas-jelas mulai aneh, namun aku memutuskan untuk pergi tidur saja dan meninggalkannya sendirian di ruang TV.
Sudah 3 Minggu Toby berada di rumah sakit, tapi ia tak kunjung sadar, aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi. Aku melihat sedikit dari luka yang dialami Toby dan aku langsung menangis ketika melihatnya. Kakinya yang terjahit jadi satu benar-benar seprti sambungan kain,aku bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi, seakan-akan ada seseorang yang punya dendam dengan Toby. Aku tidak mengerti lagi, setelah kejadian Toby, Alison makin dekat padaku, ia seakan-akan meminta perhatian lebih dariku dan kadang, ia ikut denganku ke rumah sakit untuk menjenguk Toby. Namun kali ini aku benar-benar melihat sesuatu yang aneh pada Alison, bekas jahitan di ujung kanan atas mulutnya berganti posisi menjadi disebelah kiri. Aku tertegun melihatnya, namun aku memiliki firasat bahwa Alison mengetahui bahwa aku melihatnya. Ia menatap tajam kearahku, awalnya tatapan itu harmless, namun akhirnya dia bertanya kepadaku saat kita sedang menonton TV di ruang keluarga.
"Kak?"
"Iya?"
"Siapa sahabat terdekatmu sekarang?" Alison bertanya dengan polos.
Aku tertegun, terakhir kali aku memberitahu dia siapa orang yang aku sayang, ia berakhir seperti Toby. Aku sebenarnya tidak mau menuduh adikku, tapi apa boleh buat, aku harus mengetesnya dulu. "Aku rasa kamu, Alison." Jawabku sambil tersenyum.
Ia tersenyum balik kearahku. "Benarkah?"
Aku mengangguk. Ia kemudian menaruh kepalanya di bahuku dan kami terus menonton TV.
Malam harinya, aku terbangun karena suara orang terseret-seret yang datang dari luar, akupun membuka pintuku sedikit dan mengintip ke lorong, rupanya ada bayangan orang bergerak-gerak di kamar Alison. Pertamanya aku mengira itu bayangan dia, namun ternyata saat aku perhatikan baik-baik, itu adalah bayangan 2 orang. Aku berjalan mendekat ke arah pintunya dan kemudian menguping apa yang terjadi di balik pintu itu.
Awalnya tidak terdengar apa-apa, namun suara selanjutnya sangat mengejutkanku. "Jangan..Please, jangan...." Suara adikku merintih.
Aku membelalakkan mataku. Ia dalam bahaya!! Aku kemudian mengambil stik hockey ku dan menggedor-gedorkan pintunya sambil berteriak.
"Alison! Alison! Buka pintunya!" Aku berteriak.
Suara didalam tampak hening sejenak sebelum akhirnya, Alison berteriak. "Spencer!! Tolong aku!!"
"Alison!" Aku berteriak sambil terus berusaha mendobrak ppintunya yang terkunci.
Kedua orang tuaku datang ke atas dan menanyakan apa yang terjadi, akupun menjelaskan dengan detil apa yang terjadi sebelum kami mendengar teriakan Alison. Ayahku dengan panik, mengeluarkan kunci cadangan dan mencoba membuka pintu Alison.
Pintu itu terbuka dan kami kemudian masuk kedalam...... Namun........Alison sudah menghilang...
TBC
Dia menengok kearahku dan menatapku heran "Kakak kenapa?"
"Toby...." Kataku pelan.
"Ada apa dengan Toby? Apakah kalian putus?. Tanyanya penasaran.
Aku menggeleng kepalaku pelan. "Tidak, sesuatu yang buruk terjadi padanya."
Dia mengerinyitkan keningnya. "Kapan itu terjadi?"
giliran aku yang mengerinyitkan keningku. "Apa kau tidak dengar suara ambulance dari sini?"
"Tidak, kalau maksudmu suara yang dari tadi mengganguku ini adalah suara ambulance maka aku tidak tahu, aku kira suara sebuah bianglala di karnaval karena bunyinya sama." Ia jawab dengan polosnya.
Aku menatapnya heran, anak ini jelas-jelas mulai aneh, namun aku memutuskan untuk pergi tidur saja dan meninggalkannya sendirian di ruang TV.
Sudah 3 Minggu Toby berada di rumah sakit, tapi ia tak kunjung sadar, aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi. Aku melihat sedikit dari luka yang dialami Toby dan aku langsung menangis ketika melihatnya. Kakinya yang terjahit jadi satu benar-benar seprti sambungan kain,aku bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi, seakan-akan ada seseorang yang punya dendam dengan Toby. Aku tidak mengerti lagi, setelah kejadian Toby, Alison makin dekat padaku, ia seakan-akan meminta perhatian lebih dariku dan kadang, ia ikut denganku ke rumah sakit untuk menjenguk Toby. Namun kali ini aku benar-benar melihat sesuatu yang aneh pada Alison, bekas jahitan di ujung kanan atas mulutnya berganti posisi menjadi disebelah kiri. Aku tertegun melihatnya, namun aku memiliki firasat bahwa Alison mengetahui bahwa aku melihatnya. Ia menatap tajam kearahku, awalnya tatapan itu harmless, namun akhirnya dia bertanya kepadaku saat kita sedang menonton TV di ruang keluarga.
"Kak?"
"Iya?"
"Siapa sahabat terdekatmu sekarang?" Alison bertanya dengan polos.
Aku tertegun, terakhir kali aku memberitahu dia siapa orang yang aku sayang, ia berakhir seperti Toby. Aku sebenarnya tidak mau menuduh adikku, tapi apa boleh buat, aku harus mengetesnya dulu. "Aku rasa kamu, Alison." Jawabku sambil tersenyum.
Ia tersenyum balik kearahku. "Benarkah?"
Aku mengangguk. Ia kemudian menaruh kepalanya di bahuku dan kami terus menonton TV.
Malam harinya, aku terbangun karena suara orang terseret-seret yang datang dari luar, akupun membuka pintuku sedikit dan mengintip ke lorong, rupanya ada bayangan orang bergerak-gerak di kamar Alison. Pertamanya aku mengira itu bayangan dia, namun ternyata saat aku perhatikan baik-baik, itu adalah bayangan 2 orang. Aku berjalan mendekat ke arah pintunya dan kemudian menguping apa yang terjadi di balik pintu itu.
Awalnya tidak terdengar apa-apa, namun suara selanjutnya sangat mengejutkanku. "Jangan..Please, jangan...." Suara adikku merintih.
Aku membelalakkan mataku. Ia dalam bahaya!! Aku kemudian mengambil stik hockey ku dan menggedor-gedorkan pintunya sambil berteriak.
"Alison! Alison! Buka pintunya!" Aku berteriak.
Suara didalam tampak hening sejenak sebelum akhirnya, Alison berteriak. "Spencer!! Tolong aku!!"
"Alison!" Aku berteriak sambil terus berusaha mendobrak ppintunya yang terkunci.
Kedua orang tuaku datang ke atas dan menanyakan apa yang terjadi, akupun menjelaskan dengan detil apa yang terjadi sebelum kami mendengar teriakan Alison. Ayahku dengan panik, mengeluarkan kunci cadangan dan mencoba membuka pintu Alison.
Pintu itu terbuka dan kami kemudian masuk kedalam...... Namun........Alison sudah menghilang...
TBC
Wednesday, November 12, 2014
Ini aku.. Part 1
Namaku Spencer, aku tinggal disebuah kota kecil di pojok Pennsylvania, Amerika. Aku sekarang berumur 20 tahun, kejadian yang aku ingin ceritakan ini berawal dari suatu kejadian ini.....
Aku tinggal bersama ayah dan ibuku dirumahku yang besarnya seperti mansion ini selama 12 tahun sebelum akhirnya orangtuaku mengadopsi lagi seorang anak perempuan yang mereka bilang akan menjadi adikku.
Awalnya, aku sangat senang, saat dia pertama kali datang kerumahku, ia benar-benar sangat cantik. Rambut kritingnya yang berwarna kuning keemasan bergantung luwesnya di kedua bahunya. Ia tersenyum manis padaku saat ia pertama kali melihatku. Lucu rasanya saat menatapnya, ia terlihat tidak jauh lebih muda dariku namun ia akan menjadi adik angkatku yang usianya 2 tahun lebih muda dariku.
"Spencer..." Ibuku menyahut. "Ini Alison, adik barumu, ayo disapa."
Akupun segera mengulurkan tanganku kearahnya untuk menyapanya dan dia menyapaku balik sambil tersenyum manis. Benar-benar anak yang baik, pikirku dalam hati.
"Mulai hari ini, Alison akan tinggal bersama kita, kamu harus jadi kakak yang baik ya..." Ibuku bilang kepadaku. Aku mengangguk dan kemudian menunjukan kamar dimana Alison akan tinggal. Kamarnya ada di lantai atas, hanya beberapa meter dari kamarku. Di begitu terkesima saat melihat kamar barunya itu, mungkin di panti asuhan dia tidak pernah melihat kamar yang semewah ini. Dia kemudian duduk dan menaruh tasnya di lantai dan mulai mengeluarkan beberapa barang. Sebuah barang menarik perhatianku, yaitu buku kecil seperti diary yang terkait sebuah gembok sebagai kunci pada buku itu.
Akupun bertanya. "Itu apa?"
Alison mendongakkan kepalanya. "Itu buku diaryku."
Aku mengerinyatkan dahiku, apa yang seorang anak 9 tahun lakukan dengan buku diary? Pikirku. Akupun bertanya lagi pada dirinya. "Apa yang kau tulis disana?"
"Kejadian yang aku alami sehari-hari, tapi kau tidak boleh melihatnya." Katanya dengan nada agak tegas.
"Kenapa?" Tanyaku penasaran.
"Itu privasi.... bahkan ayah dan ibupun tidak boleh lihat."
Aku berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Adikku agak sedikit aneh.
Dia tersenyum dan mneruskan membereskan pakaiannya yang berasal dari kopernya.
Sejujurnya, aku mulai merasakan ada yang aneh pada adikku tersebut. Mungkin auranya atau apalah, aku tidak tahu. Selain itu, ia merupakan anak yang baik dan mempunyai banyak teman sejak pertama kali dia masuk sekolah.
Hingga setelah kurang lebih 5 bulan, ia tinggal bersama kami, aku akhirnya menyadari apa yang aneh dari Alison. Di sudut kanan bibirnya ada suatu yang mirip seperti bekas jahitan, atau apalah itu aku tidak tahu, tapi aku sangat yakin itu bekas jahitan. Jadi itu yang membuat senyuman terlihat aneh. Aku baru menyadarinya sekarang karena ia selalu memakai bedak yang tebal ketika keluar kamar sehingga tidak ada yang menyadarinya sama sekali sampai aku tanpa sengaja melihat dia menyeka mulutnya setelah minum sebotol coke.
Aku menatapnya sampai dia kemudian menyadarinya dan menaikkan salah satu alisnya. Aku berusaha menutupinya dengan mengangkat bahuku dan pura-pura tidak tahu. Dari ekspresi mukanya, ia terlihat seperti tidak percaya padaku, sehingga diam-diam ia memperhatikan gerak-gerikku namun aku sangat peka terhadap tatapan orang lain sehingga aku mengetahuinya.
Hingga suatu malam ketika aku hendak tidur, ia menugguku dibawah tangga rumahku dan tersenyum manis kearahku, kali ini bekas jahitan itu tidaklah terlihat tapi tetap saja aku merasakan sesuatu yang aneh dari adikku ini.
"Kakak baru pulang? Dari mana?" Ia bertanya dengan polosnya.
"Iya, dari rumah Emily, dia butuh bantuan menyelesaikan tugas." Jawabku.
"Oh, oh iya kak, kakak sudah pernah punya pacar?" Dia bertanya tiba-tiba.
Aku mengerinyitkan dahiku. "Kenapa kau bertanya sepert itu?"
"Hanya ingin tahu, aku ingin memastikan bahwa ia bukan seorang bajingan." Ia jawab polosnya.
"Dia tidak seperti itu... Namanya Toby, dia tinggal 1 blok dari rumah kita, dekat rumah Emily"
"Oh, okay. Baiklah selamat tidur." Ia bilang sambil naik ke atas dan meninggalkanku yang terheran-heran.
Alison bertingkah sangat aneh, pikirku. Sudahlah... Akupun naik keatas dan berjalan ke kamarku, dan sempat melirik ke kamar Alison, namun pintunya tertutup rapat.
2 tahun kemudian aku baru saja pulang dari seminar di Syracusse bersama Aria, temanku ketika Toby menelponku. Akupun segera mengangkatnya dan mendengar suara merintih yang asalnya dari pacarku itu...
"Spence....." Rintih Toby.
"Toby? Ada apa?" Aku bertanya dengan nada agak panik. Aria menatapku keheranan.
"Seseorang........Seseorang......." Ia merintih lagi.
"Toby ada apa?? Apa aku perlu kesana?" Aku bertanya lagi, kali ini benar-benar panik.
"Jangan!" Ia berteriak. "Jangan kemari...... jika kau kemari ia akan....... Ahhh!!" Toby berteriak kesakitan.
"Toby!!!" Aku berseru dan mataku pun mulai berair ketika mendengar suaranya.
"Spencer, menjauhlah dari dia....... dia bukanlah dia....." Toby berteriak sebelum telfonnya mati.
"Halo, Toby?!!!" Aku berteriak. Aria menatapku dengan panik.
"Apa yanng terjadi Spence?"
"Aku tidak tahu.... Ayo kita panggil polisi!" Aku pun berseru.
Aria segera mennghubungi polisi dan akku hanya bisa meremas tanganku penuh kecemasan.. Apa yang terjadi pada pacarku? Ya tuhan... Membayangkan suaranya saja aku tidak tahan....
Sekitar 10 menit kemudian, taxi yang kami tumpangi sampai didepan rumah Toby, banyak polisi dan sebuah ambulance menuggu didepan pintu. Akupun segera keluar dan menghampiri salah satu petugas yang ada disitu.
"Pak, apa yang terjadi dengannya?!! Saya yang tadi menelpon!" Aku segera mencerca mereka dengan berbagai pertayaan.
"Tuan Cavanaugh sepertinya disiksa habis-habisan, kedua kakinya dijahit menjadi satu dan tubuhnya dipukuli habis-habisan." Terang petugas itu dengan muka simpati.
Air matapun menetes dari mataku. "Bagaimana bisa? Ia tidak punya seorang musuhpun. Dia orang baik." Kataku sambil menangis, Aria mencoba menenangkanku.
"Kami belum tahu. Yang baru bisa kami simpulkan hanyalah pelakunya adalah orang yanng mengetahui sebeluk beluk rumah Toby dan kami keheranan karena pintunya dikunci dari dalam. Toby sempat bilang bahwa dia hanya mengunci pintu belakang sebelum ia pingsan. Tetapi saat kami datang, pintu depan terkunci." Jelas petugas itu.
"Bagaimana dengan orangtuanya?" Tanya Aria.
"Mereka sudah dihubungi, sebaknya kalian segera pulang. Kalian tidak akan mau mellihatnya dalam keadaan seperti ini."
"Tidak!! Aku harus melihatnya" Seruku.
"Jangan nona.. Kau tidak akan sanggup. Biarkan polisi menyelidiki."
"Ayo Spence, dia benar, kau tidak akan mau berada disini."Kata Aria sambil menarik bajuku...
Akupun pergi dengan enggan sambil menahan air mata yang terus mengocor dari mataku, aku terus menerus melihat ke arah rumah Toby. Saat aku hendak berpaling, aku melihat sesuatu.. ya sesuatu.... bukan seseorang... sesuatu yang menatap ke arah rumah Toby, aku tidak tahu itu apa, tapi dari sudut pandangku, ia terlihat seperti memakai topeng tetapi aku tahu itu bukan topeng. Mukanya merah, tetapi ada warna hitam. Ia memandangi rumah Toby terus menerus.
Saat aku menyeka air mataku, sesuatu itu sudah hilang...
TBC
Aku tinggal bersama ayah dan ibuku dirumahku yang besarnya seperti mansion ini selama 12 tahun sebelum akhirnya orangtuaku mengadopsi lagi seorang anak perempuan yang mereka bilang akan menjadi adikku.
Awalnya, aku sangat senang, saat dia pertama kali datang kerumahku, ia benar-benar sangat cantik. Rambut kritingnya yang berwarna kuning keemasan bergantung luwesnya di kedua bahunya. Ia tersenyum manis padaku saat ia pertama kali melihatku. Lucu rasanya saat menatapnya, ia terlihat tidak jauh lebih muda dariku namun ia akan menjadi adik angkatku yang usianya 2 tahun lebih muda dariku.
"Spencer..." Ibuku menyahut. "Ini Alison, adik barumu, ayo disapa."
Akupun segera mengulurkan tanganku kearahnya untuk menyapanya dan dia menyapaku balik sambil tersenyum manis. Benar-benar anak yang baik, pikirku dalam hati.
"Mulai hari ini, Alison akan tinggal bersama kita, kamu harus jadi kakak yang baik ya..." Ibuku bilang kepadaku. Aku mengangguk dan kemudian menunjukan kamar dimana Alison akan tinggal. Kamarnya ada di lantai atas, hanya beberapa meter dari kamarku. Di begitu terkesima saat melihat kamar barunya itu, mungkin di panti asuhan dia tidak pernah melihat kamar yang semewah ini. Dia kemudian duduk dan menaruh tasnya di lantai dan mulai mengeluarkan beberapa barang. Sebuah barang menarik perhatianku, yaitu buku kecil seperti diary yang terkait sebuah gembok sebagai kunci pada buku itu.
Akupun bertanya. "Itu apa?"
Alison mendongakkan kepalanya. "Itu buku diaryku."
Aku mengerinyatkan dahiku, apa yang seorang anak 9 tahun lakukan dengan buku diary? Pikirku. Akupun bertanya lagi pada dirinya. "Apa yang kau tulis disana?"
"Kejadian yang aku alami sehari-hari, tapi kau tidak boleh melihatnya." Katanya dengan nada agak tegas.
"Kenapa?" Tanyaku penasaran.
"Itu privasi.... bahkan ayah dan ibupun tidak boleh lihat."
Aku berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Adikku agak sedikit aneh.
Dia tersenyum dan mneruskan membereskan pakaiannya yang berasal dari kopernya.
Sejujurnya, aku mulai merasakan ada yang aneh pada adikku tersebut. Mungkin auranya atau apalah, aku tidak tahu. Selain itu, ia merupakan anak yang baik dan mempunyai banyak teman sejak pertama kali dia masuk sekolah.
Hingga setelah kurang lebih 5 bulan, ia tinggal bersama kami, aku akhirnya menyadari apa yang aneh dari Alison. Di sudut kanan bibirnya ada suatu yang mirip seperti bekas jahitan, atau apalah itu aku tidak tahu, tapi aku sangat yakin itu bekas jahitan. Jadi itu yang membuat senyuman terlihat aneh. Aku baru menyadarinya sekarang karena ia selalu memakai bedak yang tebal ketika keluar kamar sehingga tidak ada yang menyadarinya sama sekali sampai aku tanpa sengaja melihat dia menyeka mulutnya setelah minum sebotol coke.
Aku menatapnya sampai dia kemudian menyadarinya dan menaikkan salah satu alisnya. Aku berusaha menutupinya dengan mengangkat bahuku dan pura-pura tidak tahu. Dari ekspresi mukanya, ia terlihat seperti tidak percaya padaku, sehingga diam-diam ia memperhatikan gerak-gerikku namun aku sangat peka terhadap tatapan orang lain sehingga aku mengetahuinya.
Hingga suatu malam ketika aku hendak tidur, ia menugguku dibawah tangga rumahku dan tersenyum manis kearahku, kali ini bekas jahitan itu tidaklah terlihat tapi tetap saja aku merasakan sesuatu yang aneh dari adikku ini.
"Kakak baru pulang? Dari mana?" Ia bertanya dengan polosnya.
"Iya, dari rumah Emily, dia butuh bantuan menyelesaikan tugas." Jawabku.
"Oh, oh iya kak, kakak sudah pernah punya pacar?" Dia bertanya tiba-tiba.
Aku mengerinyitkan dahiku. "Kenapa kau bertanya sepert itu?"
"Hanya ingin tahu, aku ingin memastikan bahwa ia bukan seorang bajingan." Ia jawab polosnya.
"Dia tidak seperti itu... Namanya Toby, dia tinggal 1 blok dari rumah kita, dekat rumah Emily"
"Oh, okay. Baiklah selamat tidur." Ia bilang sambil naik ke atas dan meninggalkanku yang terheran-heran.
Alison bertingkah sangat aneh, pikirku. Sudahlah... Akupun naik keatas dan berjalan ke kamarku, dan sempat melirik ke kamar Alison, namun pintunya tertutup rapat.
2 tahun kemudian aku baru saja pulang dari seminar di Syracusse bersama Aria, temanku ketika Toby menelponku. Akupun segera mengangkatnya dan mendengar suara merintih yang asalnya dari pacarku itu...
"Spence....." Rintih Toby.
"Toby? Ada apa?" Aku bertanya dengan nada agak panik. Aria menatapku keheranan.
"Seseorang........Seseorang......." Ia merintih lagi.
"Toby ada apa?? Apa aku perlu kesana?" Aku bertanya lagi, kali ini benar-benar panik.
"Jangan!" Ia berteriak. "Jangan kemari...... jika kau kemari ia akan....... Ahhh!!" Toby berteriak kesakitan.
"Toby!!!" Aku berseru dan mataku pun mulai berair ketika mendengar suaranya.
"Spencer, menjauhlah dari dia....... dia bukanlah dia....." Toby berteriak sebelum telfonnya mati.
"Halo, Toby?!!!" Aku berteriak. Aria menatapku dengan panik.
"Apa yanng terjadi Spence?"
"Aku tidak tahu.... Ayo kita panggil polisi!" Aku pun berseru.
Aria segera mennghubungi polisi dan akku hanya bisa meremas tanganku penuh kecemasan.. Apa yang terjadi pada pacarku? Ya tuhan... Membayangkan suaranya saja aku tidak tahan....
Sekitar 10 menit kemudian, taxi yang kami tumpangi sampai didepan rumah Toby, banyak polisi dan sebuah ambulance menuggu didepan pintu. Akupun segera keluar dan menghampiri salah satu petugas yang ada disitu.
"Pak, apa yang terjadi dengannya?!! Saya yang tadi menelpon!" Aku segera mencerca mereka dengan berbagai pertayaan.
"Tuan Cavanaugh sepertinya disiksa habis-habisan, kedua kakinya dijahit menjadi satu dan tubuhnya dipukuli habis-habisan." Terang petugas itu dengan muka simpati.
Air matapun menetes dari mataku. "Bagaimana bisa? Ia tidak punya seorang musuhpun. Dia orang baik." Kataku sambil menangis, Aria mencoba menenangkanku.
"Kami belum tahu. Yang baru bisa kami simpulkan hanyalah pelakunya adalah orang yanng mengetahui sebeluk beluk rumah Toby dan kami keheranan karena pintunya dikunci dari dalam. Toby sempat bilang bahwa dia hanya mengunci pintu belakang sebelum ia pingsan. Tetapi saat kami datang, pintu depan terkunci." Jelas petugas itu.
"Bagaimana dengan orangtuanya?" Tanya Aria.
"Mereka sudah dihubungi, sebaknya kalian segera pulang. Kalian tidak akan mau mellihatnya dalam keadaan seperti ini."
"Tidak!! Aku harus melihatnya" Seruku.
"Jangan nona.. Kau tidak akan sanggup. Biarkan polisi menyelidiki."
"Ayo Spence, dia benar, kau tidak akan mau berada disini."Kata Aria sambil menarik bajuku...
Akupun pergi dengan enggan sambil menahan air mata yang terus mengocor dari mataku, aku terus menerus melihat ke arah rumah Toby. Saat aku hendak berpaling, aku melihat sesuatu.. ya sesuatu.... bukan seseorang... sesuatu yang menatap ke arah rumah Toby, aku tidak tahu itu apa, tapi dari sudut pandangku, ia terlihat seperti memakai topeng tetapi aku tahu itu bukan topeng. Mukanya merah, tetapi ada warna hitam. Ia memandangi rumah Toby terus menerus.
Saat aku menyeka air mataku, sesuatu itu sudah hilang...
TBC
Wednesday, October 15, 2014
My Arrangement of Few songs
Recently i've been improving my guitar skill which happen that i'm covering some songs with a fingerstyle guitar cover.. Take a look and listen, and let me know if you are interested for tabs, tutorial or anything else :)
Tuesday, November 19, 2013
Pretty Little Liars 4x13 "Grave New World" Recap , and What To Think
Sorry for the super late post, here it goes:
Dressed in their costumes, Aria, Hanna, Emily and Spencer make their way into the graveyard party. Emily is hesitant to continue on—she isn’t sure she is ready to see Alison, but Aria says that they already have. With that, they all walk through the graveyard’s gates. Hanna spots two blonde haired little girls wearing red coats. Ezra calls Aria to ask where she is and to be careful—and we see that he is at the graveyard, too, wearing a gas mask costume.
Dressed in their costumes, Aria, Hanna, Emily and Spencer make their way into the graveyard party. Emily is hesitant to continue on—she isn’t sure she is ready to see Alison, but Aria says that they already have. With that, they all walk through the graveyard’s gates. Hanna spots two blonde haired little girls wearing red coats. Ezra calls Aria to ask where she is and to be careful—and we see that he is at the graveyard, too, wearing a gas mask costume.
Meanwhile, Caleb sits on the bus headed for Ravenswood. He is alone except for a mysterious man sitting at the back of the bus and a girl sitting next to him. They make small talk, and she introduces herself as Miranda. She is on her way to Ravenswood as well, and explains that she has been a foster child for most of her life, and she is going to Ravenswood to meet her uncle for the very first time. Caleb mentions that he is a foster child as well. |
Back at the party, the four girls are gathered in the tent, wondering why Ali would go to a party like this. They spot a strange person dressed in a gas mask costume, similar to the one they found in A’s lair. He is with a girl as well, and they talk to each other in low voices. As Spencer spies on him, Aria and Emily follow the girl as she walks out of the tent, but Emily is stopped by Mrs. Grunwald, who tells her that they should all leave. Meanwhile, Hanna once again sees the strange blonde girls in red coats.
Still on the bus, Caleb calls Hanna, but she won’t answer her phone. He tells Miranda Hanna is his girlfriend, and then they discuss Miranda’s uncle, who doesn’t know Miranda will be coming.
Alone, Aria follows the girl and helps her out of an empty grave, which she had fallen into. Aria questions if she was pushed by the man she was with earlier, but she says that is her cousin and that he wasn’t behind this. Her cousin arrives, tells her that the graveyard isn’t safe and the leave. Emily and Spencer meet up and briefly look for Hanna and Aria, but they all find each other.
As they walk through the graveyard, they spot Red Coat running into a tomb. They all quickly chase after her, but once they get there, she is gone. They spot an area that has no leaves, so they push away a statue, which reveals a hidden pathway of tunnels down under the graveyard. They walk down into them, and then the secret door shuts, trapping them in the tunnels. Panicked, they make their way through the tunnels, one of which is very windy. They all hold hands and stand against the wall, but Hanna gets separated from the group.
 |
She walks the tunnels alone, searching for the others, when she sees a sign written red on the wall, saying “HELP ME”. She drops her hat and runs, finally finding a stairwell that leads to a door. She opens the door and finds herself in a dusty old mansion. She hesitates but continues onward, and we see that she is being followed by someone wearing the gas mask suit.
 |
Caleb and Miranda arrive in Ravenswood and say farewell at the graveyard, and Miranda arrives at her uncle’s mansion—the same one that Hanna is in. Hanna walks through the halls of the house and finally finds a phone booth. She steps inside, and someone locks her in. She tries using the phone, but it is just a prank phone, and she realizes that she is locked in. Strange candles/lights approach the phone booth, but they quickly go out and Hanna sees Ali and the gas masked man approaching through the foggy glass. However, as soon as they get close, they disappear, which may mean that Hanna was just imagining it.
Meanwhile, Spencer, Aria and Emily make their way into the house from the tunnels, looking for Hanna. They hear what they think is Alison talking, and Spencer runs off to look for her, and Aria and Emily lose her.
Miranda finds Hanna in the phone booth and lets her out. They introduce themselves and Miranda realizes that Hanna is Caleb’s girlfriend. They make their way through the house, looking for an exit, until they find a room full of coffins. Miranda remembers being in this room with her uncle at her parents’ funeral, and realizes that her uncle had abandoned her there.
 |
Spencer walks into a greenhouse area of the house, and finds the man in the gas mask. They have a brief fight, and Spencer is knocked out before she can pull of his mask, and he flees. Miranda and Hanna finally find their way out of the house and go to the graveyard where Caleb was. Caleb finds them, and Hanna tells Caleb that she thinks A may have Ali. She leads both of them to the tomb where the entrance to the tunnels was, but it is sealed shut. Miranda, meanwhile, finds a gravestone with her name and face on it, and she is baffled.
Aria and Emily find Spencer in the greenhouse and wake her up, and they quickly run out of the room, following Ali’s voice. They follow it into a room, and see that it wasn’t Ali’s voice at all, but just a recording. Mrs. Grunwald walks in and tells them that they shouldn’t be in there. The girls say that they think they followed Alison into the house, and Mrs. Grunwald reveals that the tape was a recording of one of Ali’s sessions with her. Six months before, the tapes were stolen, and Mrs. Grunwald gets a bad feeling—that Emily, Aria, or Spencer has touched the one Alison fears the most. They leave the house and return to their car, and they find that their tires have been slashed.
Caleb and Hanna are about to rejoin the girls and leave Miranda. They invite her back to Rosewood and offer her to stay with Hanna, but Miranda refuses because she still has questions for her uncle. Hanna tells Caleb to stay with Miranda to make sure she stays safe. They kiss and bid farewell. As Hanna walks back to the car, she sees the two blonde girls once again—although, it is revealed that one is really a short man dressed as a little girl.
Hanna rejoins the girls just as Ezra arrives and offers them all a ride home. They drive back to Rosewood and get out of the car. Once Ezra has driven away, they spot Red Coat staring at them in the woods. She runs away, and they chase her back to Spencer’s barn, where she stops and pulls down her hood.
 |
She turns around, and it is Alison, alive and well. She looks nervous, and she greets them with shaky “Did you miss me?” The girls are all overcome with shock and joy, and Aria says that it really was her that lead them to the lair and around Ravenswood.
Ali looks back into the woods and sees a light, and says that she doesn’t have much time and that it isn’t safe for her to be in Rosewood. They beg her not to leave again, and Ali says that she wants to come home, but she needs their help. Spencer asks who she is afraid of, but all Ali does is tell Hanna to remember what she told her in the hospital after she was hit by the car. Hanna is shocked as she realizes that their encounter wasn’t a dream at all.
In the final scene, Caleb and Miranda walk through the graveyard and find a tombstone with Caleb’s name and picture on it.
okay, here is what i think about EzrA, do you see the scene when Spencer fight with A? She hurt his right hand, right? and then Ezra shows up with his hands hidden in pocket, and gave Aria's phone with his left hand, and we also know that A is Left Handed, so Ezra is 85% is "Big A" , i s that clear?. What i think about Cece? okay this is frequently asked question to my facebook. When i saw her fight with Aria, its awesome dude!! , and about how she missing like that? she get up and leave, that's what i think. Why? Because do you see her finger move? yeah, she get up, and hello??!! do you hear Hanna? "THAT BITCH HAS NINE LIVES" that's the memorable quote. Okay maybe it's enough because i don't want to come with spoiler, maybe you can ask me something about PLL #WhatToThink to my twitter @farah_raven21, and i will answer your qiestion as soon as possible, and i have a huge of spoiler,i will post it immidiately at PLL wikia, okay, see ya!!
Here is one from PLL Winter premiere
Source: http://pretty-little-liars.wikia.com/
Pengertian dan Jenis - Jenis Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah suatu aturan atau cara untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk suatu jaringan. Topologi jaringan juga dapat didefinisikan sebagai gambaran secara fisik dari pola hubungan antara komponen jaringan, yang meliputi Server, Workstation, Hub,dan LAN
Dalam pemilihan topologi harus dipertembangkan pada beberapa faktor, hal ini akan mempengaruhi kualitas, efektivitas dan efisiensi juga, faktor-faktor tersebut diantaranya sebagai berikut :
Topologi jaringan sendiri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Topologi BUS
Pada topologi Bus semua komputer dihubungkan secara langsung pada media transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Kebel untuk menghubungkan jaringan ini biasanya menggunakan kebel koaksial. Setiap Server dan Workstation yang disambungkan pada Bus menggunakan konektor T (T-Connector). Pada kedua ujung kabel harus diberi Terminator berupa Resistor yang memiliki resistansi khusus sebesar 50 Ohm yang berwujud sebuah konektor, bila resistansi dibawah maupun diatas 50 Ohm, maka Server tidak akan bisa bekerja secara maksimal dalam melayani jaringan, sehingga akses User atau Client menjadi menurun. Sekarang ini, topologi bus sering digunakan backbone (jalur utama), dengan menggunakan kabel Fiber Optik sebagai media transmisi.
Keunggulan topologi Bus:
Kelemahan topologi Bus:
2. Topologi Star
Pada Topologi jaringan Star, setiap Workstation dihubungkan dengan menggunakan alat penghubung terpusat atau yang disebut dengan konsentrator. Masing – masing Workstation tidak saling berhubungan. Jadi setiap Workstation yang terhubung ke konsentrator tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi sebelum konsentrator dihidupkan. Bila Konsentrator dimatikan, maka seluruh koneksi jaringan akan terputus. Bila dibandingkan dengan sistem topologi jaringan Bus, sistem ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana, hanya saja pada sistem ini membutuhkan konsentrator.
Keunggulan topologi Star:
3. Topologi Ring
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk Loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian topologi ini memiliki kemampuan melakukan Switching ke berbagai arah Workstation. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain adalah tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana). Topologi ini sering digunakan untuk jaringan yang luas pada satu kota dengan menggunakan media transmisi kabel fiber optik, misalnya untuk menghubungkan beberapa ISP pusat dan cabang dalam satu kota.
Keunggulan topologi Ring:
4. Topologi Tree
Topologi Tree atau juga disebut sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan susunan yang berbeda. Topologi Tree merupakan pengembangan dari topologi Star. Pada topologi Tree setiap tingkai atau Node akan dihubungakan pada pusat atau konsentrator (Hub atau Switch) yang berada pada awal Trafic rangkaian.
Pada dasarnya, topologi Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi Star, sehingga keunggulan dan kelemahan dalam topologi ini hampir sama dengan topologi Star.
Keunggulan topologi Tree:
Kelemahan topologi Tree:
Topologi Mesh merupakan topologi yang dibangun dengan memasang Link diantara semua Node. Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh atau Fully-Connected Mesh, yaitu sebuah jaringan dimana setiap Node terhubung langsung ke semua Node yang lain. Jumlah saluran atau Link yang harus disediakan untuk membentuk jaringan topologi Mesh adalah jumlah Node (Station) dikurang 1 (n-1, n = Jumlah Node). Misal, jika semua Node dalam jaringan terdapat 5 Node, maka setiap Node harus me-Link (menyambung) ke 4 Node lainnya.
Topologi Mesh biasanya digunakan pada ISP (Internet Service Provider) untuk memastikan bila terjadi kerusakan pada salah satu sistem komputer maka tidak akan mengganggu hubungan jaringan dengan sistem komputer lain dalam jaringan.
Keunggulan topologi Mesh:
Dalam pemilihan topologi harus dipertembangkan pada beberapa faktor, hal ini akan mempengaruhi kualitas, efektivitas dan efisiensi juga, faktor-faktor tersebut diantaranya sebagai berikut :
- Biaya
- Kecepatan
- Lingkungan
- Ukuran
- Konektivitas
Topologi jaringan sendiri terbagi menjadi dua yaitu:
- Physical. Merupakan gambaran fisik dari hubungan antara perangkat (komputer, server, hub, switch, dan kabel jaringan) yang membentuk suatu pola khusus
- Logical. Merupakan gambaran bagaimana suatu perangkat dapatberkomunikasi dengan perangkat lainnya.
Berikut jenis-jenis topologi jaringan:
1. Topologi BUS
Pada topologi Bus semua komputer dihubungkan secara langsung pada media transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Kebel untuk menghubungkan jaringan ini biasanya menggunakan kebel koaksial. Setiap Server dan Workstation yang disambungkan pada Bus menggunakan konektor T (T-Connector). Pada kedua ujung kabel harus diberi Terminator berupa Resistor yang memiliki resistansi khusus sebesar 50 Ohm yang berwujud sebuah konektor, bila resistansi dibawah maupun diatas 50 Ohm, maka Server tidak akan bisa bekerja secara maksimal dalam melayani jaringan, sehingga akses User atau Client menjadi menurun. Sekarang ini, topologi bus sering digunakan backbone (jalur utama), dengan menggunakan kabel Fiber Optik sebagai media transmisi.
Keunggulan topologi Bus:
- Penggunaan kabel sedikit, sehingga terlihat sederhana dan hemat biaya.
- Pengembangan menjadi mudah.
Kelemahan topologi Bus:
- Jaringan akan terganggu bila salah satu komputer rusak.
- Jika tingkat traffic tinggi dapat menyebabkan kemacetan.
- Membutuhkan Repeater untuk jarak jaringan yang terlalu jauh (jika menggunakan kabel coaxial).
- Bila terjadi gangguan yang terlalu serius, maka proses pengiriman data menjadi lambat karena lalu lintas jaringan penuh dan padat akibat tidak ada pengontrol User.
- Deteksi kesalahan sangat kecil, sehingga bila terjadi gangguan maka sulit sekali mencari kesalahan tersebut.
2. Topologi Star
Pada Topologi jaringan Star, setiap Workstation dihubungkan dengan menggunakan alat penghubung terpusat atau yang disebut dengan konsentrator. Masing – masing Workstation tidak saling berhubungan. Jadi setiap Workstation yang terhubung ke konsentrator tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi sebelum konsentrator dihidupkan. Bila Konsentrator dimatikan, maka seluruh koneksi jaringan akan terputus. Bila dibandingkan dengan sistem topologi jaringan Bus, sistem ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana, hanya saja pada sistem ini membutuhkan konsentrator.
Keunggulan topologi Star:
- Fleksibel dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi jaringan yang sudah ada sebelumnya.
- Bila salah satu kabel koneksi User putus, maka hanya komputer User yang bersangkutan saja yang tidak berfungsi dan tidak mempengaruhi User yang lain (keseluruhan hubungan jaringan masih tetap bekerja).
- Boros dalam pemakaian kabel, jika dihubungkan dengan jaringan yang lebih besar dan luas.
- Bila pengiriman data secara bersamaan waktunya, dapat terjadi Collision.
3. Topologi Ring
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk Loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian topologi ini memiliki kemampuan melakukan Switching ke berbagai arah Workstation. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain adalah tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana). Topologi ini sering digunakan untuk jaringan yang luas pada satu kota dengan menggunakan media transmisi kabel fiber optik, misalnya untuk menghubungkan beberapa ISP pusat dan cabang dalam satu kota.
Keunggulan topologi Ring:
- Hemat kabel.
- Untuk membangun jaringan dengan topologi ini lebih murah bila dibandingkan dengan topologi Star.
- Sangat peka terhadap kesalahan jaringan.
- Sukar untuk mengembangkan jaringan, sehingga jaringan tersebut nampak menjadi kaku.
- Biaya pemasangan lebih besar.
4. Topologi Tree
Topologi Tree atau juga disebut sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan susunan yang berbeda. Topologi Tree merupakan pengembangan dari topologi Star. Pada topologi Tree setiap tingkai atau Node akan dihubungakan pada pusat atau konsentrator (Hub atau Switch) yang berada pada awal Trafic rangkaian.
Pada dasarnya, topologi Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi Star, sehingga keunggulan dan kelemahan dalam topologi ini hampir sama dengan topologi Star.
Keunggulan topologi Tree:
- Mudah dalam pengembangan jaringan.
- Mudah dalam mendeteksi kerusakan.
- Jika salah satu kabel sub-Node, maka sub-Node yang lain tidak akan terganggu.
Kelemahan topologi Tree:
- Jika salah satu konsentrator atau sentral Node mengalami kerusakan, maka sub-Node yang ada dibawahnya akan terganggu.
Topologi Mesh merupakan topologi yang dibangun dengan memasang Link diantara semua Node. Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh atau Fully-Connected Mesh, yaitu sebuah jaringan dimana setiap Node terhubung langsung ke semua Node yang lain. Jumlah saluran atau Link yang harus disediakan untuk membentuk jaringan topologi Mesh adalah jumlah Node (Station) dikurang 1 (n-1, n = Jumlah Node). Misal, jika semua Node dalam jaringan terdapat 5 Node, maka setiap Node harus me-Link (menyambung) ke 4 Node lainnya.
Topologi Mesh biasanya digunakan pada ISP (Internet Service Provider) untuk memastikan bila terjadi kerusakan pada salah satu sistem komputer maka tidak akan mengganggu hubungan jaringan dengan sistem komputer lain dalam jaringan.
Keunggulan topologi Mesh:
- Topologi Mesh memiliki tingkat Redundancy yang tinggi, sehingga jika terdapat satu Link yang rusak maka suatu Node (Station) dapat mencari Link yang lainnya.
- Membutuhkan biaya yang cukup besar, karena membutuhkan banyak kabel, setiap Node harus dipasang LAN Card sebanyak n-1 (n=Jumlah Node).
- Jaringan ini tidak praktis.
Referensi dan gambar : http://www.feriantano.com/2013/08/pengertian-dan-jenis-jenis-topologi-jaringan.html
Tuesday, September 17, 2013
Minggu Telor Asin
Hari itu hari minggu, cerah banget gua bangun dari peraduan yang istimewanya minta ampun, yak, gak lain dan gak bukan adalah tempat tidur tercinta gue, tempat tidur ini gue dapet dari kecil dulu, baru diganti kasurnya #kenapamalahketempattidur? ,,,
Hening
Oiya, waktu gue bangun, gue liat rumah gua sepi waktu itu, ya memang, pembantu lagi pulang kampung sementara, jadinya hanya gua dan keluarga gua lah yg dirumah #yaemangsiapalagi?,, nah, tapi pagi hari itu suasana sepi, sumpah, udah kaya rumah angker pinggir jalan yang gua lewatin kemaren sore.. gue cepet2 bangun dri tempat tidur, cuci muka ama gosok gigi, gosok muka, sam gosok ketek....
Hening
Terlalu hening pagi itu, gua coba liat sekitar, sambil manggil2 keluarga gue..
"Ayah, mama, adek, pada kmana seh? gue laper gini juga,"
gue buka kamar mereka, mereka juga gada.., wayoloh, pada kemana ah, plingan lgi pada pergi k pasar,, yaudahlah, akhirnya gue mutusin buat balik lgi k pulau kapuk tercinta, seketika bantal dan kepala gue geter, gue kira gua kena epilepsi ampe pala gue geter, ternyata gue baru sadar kalo ada HP gue dibawah bantal, trus gue liat,, ternyata dari nyokap, dengan mata horor gue baca tuuh SMS
"Kak, kamu dirumah tolong nyapu sma ngepel ya,, mama sama ayah sma adek pergi dulu ke rumah om, kamu kalo mau makan bli aja, pke duit sendiri dulu, nanti diganti, sarapannya ada telor asin"
Seketika mata gue melotot dan badan gue gemetar, mengetahui gue bakal jadi pembokat 1 hari, dan segera gue bergegas ke dapur, dan ternyata bener, ada 2 telor asin yang tinggal dibelah,,
"Mama tega amat, makan dulu deh"
gue langsung ambil piring buat ngambil nasi, tiba-tiba HP gue geter di celana training gue, spontan gue jadi geli gimanaaa gtu, pas gue ambil, ternyata nyokap lagi,, gue ngliatin tuh SMS dengan mulut menganga,,, dan ekspresi muka tablo monyet belom makan
Isis SMSnya:
"Kak, maaf mama belom sempet masak nasi, kamu makan yg ada aja ya,, :) " #masihsempetnyaadasmiley
seketika gua langsung freak out, karena yang ada cuma piring, maka piring itu gue makan
HENING
tanpa basa - basi gue ambil piso, gue potong tuh telor asin, gue makan, gue benern belom kenyang,, akhirnya gue makan 22nya, sekalian ama kulitnya
HENING
pas abis makan gue mulai melaksanakan tugas pembokat gue, abis itu, gua pengen nyari makan lagi, gara2 nih cacing di perut udah demo minta turun harga tempe, eh, maksud gue minta makan.
Gue langsung bergegas keluar, ternyata, JENG JENG JENG , pintunya dikunci , muka gue udah kaya nenek tablo yang lupa naro duit dimana.
Gue akhirnya nyari kunci gue dan untungnya gue sempet ngumpetin kunci cadangan di sepatu bekas bapak gue, yang baunya udah setengah mati. gue ambil tuh kunci sambil tutup mata.
HENING
lalu gue keluar, dan menuju warung, ekspresi gue langsung jdi kaya Lady Gaga joget poker face, pas gua tau warung belom ada yg buka, "Mati gue" , akhirnya gue terus berjalan sambil nyalain lagu di HP gue, lagunya Ebiet G ade yg Berita Kepada Kawan, cocok bgt emang.
Setelah sekian tahun berjalan...
HENING
gue menemukan warteg yang buka, gue langsung loncat2 kegirangan kayak monyet abis dpet pisang, langsung gue lari tuh ke warteg, inilah percakapan gue ama yg punya warteg :
"Buk, ada makanan gak, apa aja deh, yg enting kenyang." Kata gue gak sabar
"Adanya telor asin dek, ibu belom sempet masak apa2, gapapa nih?" kata tuh ibu dengan tampang innocent
muka gue langsung jadi kaya es batu, DINGIN , "Yaudah deh bu, gapapa" Kata gue sabar....
setelah tuh ibu menghidangkan telor asin, gue makan sambil dinikmatin,.. bodo amat,, namanya org laper.....
BRUG, gue jatoh dari kursi pas gue liat itu udah jam 9, mati gue, gue belom ngepel,, langsung gue bayar tuh telor asin, sambil ngacir ke rumah, tampang kayak rony buldzoer lari abis kecemplung got.
Ganti latar,,,
Ternyata nyokap gue udah dirumah,, MATI,,,
"Kakak, kemana aja?" smbil masang tampang, "gue kunciin lo!"
"abis dari warteg mih, makan hehe" salting liat muka nyokap gue
"oh yaudah, masuk sana. o ya mama bawa sesuatu buat kamu," sambil pasang tampang seneng
"Apaan mih?" penasaran gue mulai kambuh
"Telor Asin" Innocent bgt
Gue lari2 parno, duit gue belom diganti
Hening
Oiya, waktu gue bangun, gue liat rumah gua sepi waktu itu, ya memang, pembantu lagi pulang kampung sementara, jadinya hanya gua dan keluarga gua lah yg dirumah #yaemangsiapalagi?,, nah, tapi pagi hari itu suasana sepi, sumpah, udah kaya rumah angker pinggir jalan yang gua lewatin kemaren sore.. gue cepet2 bangun dri tempat tidur, cuci muka ama gosok gigi, gosok muka, sam gosok ketek....
Hening
Terlalu hening pagi itu, gua coba liat sekitar, sambil manggil2 keluarga gue..
"Ayah, mama, adek, pada kmana seh? gue laper gini juga,"
gue buka kamar mereka, mereka juga gada.., wayoloh, pada kemana ah, plingan lgi pada pergi k pasar,, yaudahlah, akhirnya gue mutusin buat balik lgi k pulau kapuk tercinta, seketika bantal dan kepala gue geter, gue kira gua kena epilepsi ampe pala gue geter, ternyata gue baru sadar kalo ada HP gue dibawah bantal, trus gue liat,, ternyata dari nyokap, dengan mata horor gue baca tuuh SMS
"Kak, kamu dirumah tolong nyapu sma ngepel ya,, mama sama ayah sma adek pergi dulu ke rumah om, kamu kalo mau makan bli aja, pke duit sendiri dulu, nanti diganti, sarapannya ada telor asin"
Seketika mata gue melotot dan badan gue gemetar, mengetahui gue bakal jadi pembokat 1 hari, dan segera gue bergegas ke dapur, dan ternyata bener, ada 2 telor asin yang tinggal dibelah,,
"Mama tega amat, makan dulu deh"
gue langsung ambil piring buat ngambil nasi, tiba-tiba HP gue geter di celana training gue, spontan gue jadi geli gimanaaa gtu, pas gue ambil, ternyata nyokap lagi,, gue ngliatin tuh SMS dengan mulut menganga,,, dan ekspresi muka tablo monyet belom makan
Isis SMSnya:
"Kak, maaf mama belom sempet masak nasi, kamu makan yg ada aja ya,, :) " #masihsempetnyaadasmiley
seketika gua langsung freak out, karena yang ada cuma piring, maka piring itu gue makan
HENING
tanpa basa - basi gue ambil piso, gue potong tuh telor asin, gue makan, gue benern belom kenyang,, akhirnya gue makan 22nya, sekalian ama kulitnya
HENING
pas abis makan gue mulai melaksanakan tugas pembokat gue, abis itu, gua pengen nyari makan lagi, gara2 nih cacing di perut udah demo minta turun harga tempe, eh, maksud gue minta makan.
Gue langsung bergegas keluar, ternyata, JENG JENG JENG , pintunya dikunci , muka gue udah kaya nenek tablo yang lupa naro duit dimana.
Gue akhirnya nyari kunci gue dan untungnya gue sempet ngumpetin kunci cadangan di sepatu bekas bapak gue, yang baunya udah setengah mati. gue ambil tuh kunci sambil tutup mata.
HENING
lalu gue keluar, dan menuju warung, ekspresi gue langsung jdi kaya Lady Gaga joget poker face, pas gua tau warung belom ada yg buka, "Mati gue" , akhirnya gue terus berjalan sambil nyalain lagu di HP gue, lagunya Ebiet G ade yg Berita Kepada Kawan, cocok bgt emang.
Setelah sekian tahun berjalan...
HENING
gue menemukan warteg yang buka, gue langsung loncat2 kegirangan kayak monyet abis dpet pisang, langsung gue lari tuh ke warteg, inilah percakapan gue ama yg punya warteg :
"Buk, ada makanan gak, apa aja deh, yg enting kenyang." Kata gue gak sabar
"Adanya telor asin dek, ibu belom sempet masak apa2, gapapa nih?" kata tuh ibu dengan tampang innocent
muka gue langsung jadi kaya es batu, DINGIN , "Yaudah deh bu, gapapa" Kata gue sabar....
setelah tuh ibu menghidangkan telor asin, gue makan sambil dinikmatin,.. bodo amat,, namanya org laper.....
BRUG, gue jatoh dari kursi pas gue liat itu udah jam 9, mati gue, gue belom ngepel,, langsung gue bayar tuh telor asin, sambil ngacir ke rumah, tampang kayak rony buldzoer lari abis kecemplung got.
Ganti latar,,,
Ternyata nyokap gue udah dirumah,, MATI,,,
"Kakak, kemana aja?" smbil masang tampang, "gue kunciin lo!"
"abis dari warteg mih, makan hehe" salting liat muka nyokap gue
"oh yaudah, masuk sana. o ya mama bawa sesuatu buat kamu," sambil pasang tampang seneng
"Apaan mih?" penasaran gue mulai kambuh
"Telor Asin" Innocent bgt
Gue lari2 parno, duit gue belom diganti
Tuesday, September 3, 2013
Pretty Little Liars Summer Finale Recaps and What to think
Pretty Little Liars 4x12 Recaps "Now You See Me,Now You Don't":
News of Travis’s testimony spreadsds through Rosewood, and is seen by Aria, Emily, Spencer and Hanna in Spencer’s kitchen. It is revealed that the cops want Ashley to be in a lineup for Travis, and Hanna is worried about it.
News of Travis’s testimony spreadsds through Rosewood, and is seen by Aria, Emily, Spencer and Hanna in Spencer’s kitchen. It is revealed that the cops want Ashley to be in a lineup for Travis, and Hanna is worried about it.
A package addressed to the four girls is delivered to the house. Inside are Magic 8 balls for each of them, which spell out the phrase: “If she goes free, you’ll hear from me. Kisses —A”. They worry that if Hanna’s mom goes free, CeCe will come after them. Emily says to let her, but Spencer notes that she might have just declared “World War A”.
At the police station, Travis watches the lineup of women. At school, Ezra thanks Aria for stopping by the previous night. Aria says she is glad to be there for him as a friend, leaving Ezra looking disappointed. In the hall, Aria calls Jake and asks him if he wants to go to a poetry reading, but settles on a movie at her house instead.
After school, Hanna and Caleb go to the police station. Caleb sits with Ashley and she thanks Caleb for being there for Hanna. Caleb says that Hanna is a strong girl, and she gets it from Ashley. The district attorney arrives and breaks the news that they are clearing all charges against Ashley, and while Hanna and Ashley hug, Caleb nods a thank you to Travis.
Paige and Emily sit outside of the school. Paige says she is thrilled for Hanna and her mom, but is worried about Emily. Emily replies that A is a terrorist and it’s working on them. She says that they now know to look out for CeCe. Paige offers for Emily to stay with her at night, and Emily happily agrees.
At Hanna's house, Spencer worries about Toby, who has not been seen or heard from and has not been returning her messages or calls. Ashley goes out to celebrate with Ted. Soon after, the girls receive another package.
They open it and find a small white coffin, and inside is a doll that represents Mona. They get a text from A, which threatens that if they don’t find Mona, the cops will think that they killed her. Hanna calls Radley to see if Mona is still there, but in the meantime, Caleb stops by and they watch the news. A sketch of a blonde woman resembling CeCe is shown and wanted for questioning about the murder of Wilden. They are now all convinced that CeCe did, in fact, kill Wilden. Caleb notes that someone has to recognize her, and Emily says that they have to find Mona fast.
Off the phone with Radley, Hanna says that Mona is no longer a patient there and it is privileged information on whether she was released or moved elsewhere. Hanna, Paige and Emily go off to look for Mona while Spencer decides to ask Wren.
At Wren’s apartment, Spencer knocks but no one answers. It looks desert inside. As she leaves, she sees Jenna’s old car, and looks back through the window, where someone has hastily stepped aside. It's Shana.
At school, Paige and Emily enter the French club and meet Jackie, a fellow student. Jackie says that Mona called the club and said that she would be there. She is surprised that Mona hasn’t shown up, since it was her welcome back party.
At The Brew, Toby cries while looking over memorabilia of him and his mother. He ignores another message from Spencer and comes across Shana, who gathers some papers and walks away. She drops a paper and he picks it up. It suggests that Melissa and Wren are moving in together despte being together before.
He goes to Spencer’s house and shows her the paper, while on the news, CeCe is identified and wanted for Wilden's murder. Spencer tells Toby that she's angry that he didn't try to contact her and that he can't just disappear without a word, not after what happened the last time when she found who she thought was Toby dead in the woods. Toby apologizes and says that he stayed in Rosewood for her, and that breaking into Palmer’s car is the closest he wants to get to A, no longer wanting A's version of the truth.Jake leaves from a movie date at Aria's house. Meanwhile, Hanna and Caleb sit in their car outside Mona’s house in case Mona arrives. Caleb still doesn’t trust her, but Hanna says that she stuck her neck out for her mom. Caleb says that if Mona is in trouble, it isn’t Hanna’s fault.
Emily is at Paige’s house, looking tense. Paige tells her not to worry and that she is safe here, but Emily says
she is worried about Mona. Paige says that she understands worrying about CeCe, but not Mona. Emily replies that they made Mona how she turned out to be, but Paige says that Alison did that. Emily says that they let her.
Aria runs into Ezra at The Brew, and they strike up a conversation about one of Aria’s poems about Ali amongst other pieces of literature. Meanwhile, the other liars and their respective lovers are shown. Aria kisses Ezra on the lips but they play it off. Red Coat watches from outside.
The next day, the four girls are gathered at Spencer’s house. None of them have found Mona and they are worried. Another package arrives; an empty black wooden box. However, Spencer opens it a certain way, thanks to her expertise with magic tricks. A saw with a message appears in the box. "Watch me make a girl disappear. Kisses, - A"
Toby and Caleb wait outside Mona’s house, noting that her parents are out of town. Caleb goes home while Toby stays. Back at Spencer’s, Hanna studies the box while the others go online to see if there are any magic shows going on nearby. They find one that is taking place in Ravenswood that very day, and they decide that it can’t be a coincidence. They head out for Ravenswood.
Outside Mona’s house, Jenna’s car, driven by Shana, pulls out of the driveway and Toby starts his car to follow it. He calls Spencer and tells her while the four girls pull into Ravenswood. Spencer tells the girls.
The girls find a sign leading them to Charlemagne’s Magic Show, an outdoor magic show hosted by a strange mime. The mime picks Aria for a disappearing act and after much hesitation, she agrees. The trick goes well, but afterwards, they notice that Emily is missing. They get a text from A that reads “leger de main”, which means “sleight of hand”. The girls realize that while they were distracted, A kidnapped Emily.
They call Emily’s cell, and she is awoken by the ringing, in a box. She tells the girls that she has no idea where she is and she begins to panic when she hears a saw coming for her. The girls turn and see Red Coat running away from them, turning a street corner.
The girls chase her into an old warehouse, and see a wooden coffin chained up on a conveyor belt, headed for an electric wood cutting saw. The girls race to the coffin and try to open it, with Emily screaming inside. They try to cut the chains, but it seems too late until Red Coat presses a button and stops the machine. The girls turn and see her leave the building, but there is another Red Coat heading up the stairs. The girls realize that there are two Red Coats, and while Hanna opens the coffin and gets Emily out, Aria chases one Red Coat while Spencer pursues the other.
Spencer follows her Red Coat down the street and into a building, while Aria chases the Red Coat that went up the stairs. On the upper floor of the warehouse, Aria’s Red Coat becomes cornered by Aria and a small fight ensues. Aria kicks her in the face, which dislodges her Ali mask to reveal CeCe's face.
“Give it up, CeCe!” Aria screams, but CeCe kicks Aria and climbs onto a rope hanging from the ceiling, before the rope snaps. Aria tries to save her, but her coat sleeve tears and CeCe falls ot the floor.Spencer returns to the warehouse, breathless, and Aria gets downstairs. They are unsure if CeCe is unconscious or dead. Aria feels responsible for CeCe’s fall. The girls turn away from CeCe to console Aria, who wants to call the police. However, CeCe is still alive, and when the girls turn back, she's gone.
Spencer rushes the girls out of the warehouse quickly, saying that she needs to show them something. She says that the Red Coat she chased might have been Ali, because she waited for Spencer to catch up, as if making sure Spencer followed her.
They arrive at the apartment building Red Coat brought Spencer to. They go up to the apartment and find the entire apartment filled with blown-up pictures of Alison— portraits, candid shots and more. In one painting, a small hole is cut out, and we see that someone, who is wearing mascara, is watching them.
There are whiteboards showing a timeline of each girl’s lives since the A text messages began, reaching all the way back to Ali’s funeral. Hanna glances at some desks and sees a diary with a lock on it. She slides it into her pocket. The girls walk around the apartment and find a large computer system with multiple screens, all monitoring the police, the streets, and the girls’ alarm systems. They now know how A has been keeping tabs on all of them.
Toby follows Shana to River Valley Bed and Breakfast, which appears to be in Ravenswood. Mona knits on a porch and Shana approaches her. Mona asks if Shana is sure “she is okay with this”, but Shana says “she” doesn’t have a choice. She hands Mona an envelope. Toby watches the two talk.
Back in A’s lair, the girls try to hack A’s computer system. They call Caleb for help, who says that he will get on the next bus to Ravenswood.
Spencer finds A’s bank account, and it seems like A has formed a corporation. According to the document, CeCe is on the payroll. The girls wonder if A paid CeCe to dress up as Red Coat to lead the girls away from Ali.
Meanwhile, the person behind the painting continues to watch them.
Hanna opens a wardrobe and sees multiple men’s suits and shoes. “I think A is a guy,” she says. Emily picks up what appears to be a large scrapbook, filled with pictures of Ali posing, and she is wearing the same outfit in each one. Hanna says she remembered buying the shirt with Ali, and she had said that she'd needed it for a date that night with an older guy. Spencer guesses that it was Wren, but Aria doesn't think so, noticing that A has been keeping tabs on Wren, too.
Spencer insists that everything has to lead back to Board Shorts, and that the name of A’s company is the same name of Ali’s favorite beach in Cape May. The girls wonder if Board Shorts took these photos, and if that is who CeCe is working for. Meanwhile, Aria wonders off to another whiteboard, and sees a complete timeline for Ali. While Aria examines it, the girls find a letter to Board Shorts that reveals that Ali met him in Rosewood and she lied about her age — she had claimed to be eighteen, and she was planning on taking him to Cape May.
Aria calls the girls over to Ali’s timeline, and says that A hasn’t only been following the girls, but also Ali, too. He has pinned Ali to the fire at the lodge and has been following her trail to Ravenswood. The girls stare at it in shock, and Emily says, “If Ali has been alive this whole time, then whose funeral did we go to?”
They see a picture on the timeline of a gas mask costume, and they also see a flier for a World War I-themed celebration of Ravenswood later that night. On the flier, written in red, is a note that says:Tonight, Alison, 11 PM.
The girls realize that Board Shorts thinks Ali is going to be at the celebration. Spencer says that they need to find Ali first.
They walk out of the building. Night has fallen, and the celebration will be starting soon. They are approached by Mrs. Grunwald, who tells them that it is dangerous for them to go chasing after Ali. Spencer says that she thought she never knew Ali, but Grunwald says that she lied to protect Ali.
When the girls ask for confirmation that Ali is still alive, Mrs. Grunwald says, “Haven’t you all felt it? She was never really gone.” She says she hasn’t seen Ali since that night, and says she probably won’t until she finds someone that she can trust. The girls say that Ali can trust them and she knows that, but Mrs. Grunwald says she isn’t sure about that.
When asked why she didn’t go to the police, Mrs. Grunwald says, “She doesn’t want to be found!” When asked why she is telling them this now, she says that they are all being watched and they need to leave Ravenswood. She says that he (Board Shorts/A) is hoping that they will lead him to Alison. They hear laughter — the celebration is beginning. Mrs. Grunwald walks away, saying: “He’s here.”
Caleb heads for Ravenswood while the others resolve to find Ali before A does. Aria isn't sure she believes
Grunwald, but the rest do, so they buy costumes for the celebration to see if Alison is alive or not.
A figure dressed in black watches the girls from the shadows. He walks to A’s apartment and walks inside, and when he sees that someone was in there, he angrily slams his wardrobe shut. It is revealed to be A, Ezra Fitz.
In the final shot, a man dresses in the gas mask costume, apparently getting
ready for the celebration in Ravenswood.
Whoaa?? What do you think guys? EZRA IS A?? that's explain everything. That's why Aria "almost" never get hurt. So the "Angel Face 'Ezra' " is now be Oxygen mask Guy , The halloween episode will aired on 22 October, and what they said? They said "Okay Ezra is A, and see you on next 22 oct." , my expression is, "What?!! You Got to be Kidding Me" . so know i only think, maybe this show will get another reward after the season 4B aired. See ya on the next Episode!!!
Uh oh, One spoiler pict :
.PNG)
Source: prettylittleliars.wikia.com
Subscribe to:
Posts (Atom)